Pembelajaran

10 Tips Meningkatkan Motifasi Belajar Siswa 

Sudah beberapa hari ini, anak-anak didikku terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Mereka sering mengeluh “cape” dan berujung mogok nulis dan mengerjakan tugs-tugas lainnya. Mereka akan lebih protes lagi kalau ada tugas menulis tegak bersambung.
Banyak sekali sumber yang mengemukakan dan membahas tentang cara memotifasi belajar siswa.Nah, di bawah ini ada beberapa cara untuk memotifasi belajar siswa-siswa saya yang mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca baik para guru maupun orang tua diantaranya yaitu:
1. Pemberiah hadiah
Anak-anak paling senang dengan adanya hadiah, meskipun itu hanya sebuah permen ataupun sebuah bintang dari kertas. Dengan adanya dorongn untuk mendapatkan hadiah, motifasi belajarnya akan meningkat. Anak-anak akan terdorong untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dengan harapan agar bisa mendapatkan hadiah tersebut. Namun alangkah lebih baiknya jika pemberian hadiah itu tidak terlalu sering. karena pemberian hadiah yang terlalu seringpun kurang baik. Anak akan terbiasa melakukan sesuatu karena ada hadiahnya. hadiah bisa diberikan tanpa memberitahu dahulu kepada anak, agar itu menjadi kejutan dan anak akan terpacu belajarnya karena pada waktu yang tertentu mungkin ia akan mendapatkan hadiah atas usahanya itu. Setelah hadiah diberikan, Jelaskan pada anak-anak (siswa) apa tujuan dari pemberian hadiah itu.
2. Tanggung jawab
Awalnya saya sempat ragu, bahwa anak kelas dua bisa diberi tanggung jawab ketika . Namun pada suatu waktu, ketika pembelajaran IPS, ada materi tentang lingkungan. Saya membagi mereka dalam 3 RT (3 kelompok) . Setiap RT memiliki ketua RT yang telah dipilih oleh warga (anggota kelompok). Ketua RT bertugas penuh dalam keadaan warganya. Setiap tugas dikumpulkan kepada ketua RT. Setiap waktu ada penilaiain terhadap RT yang kompak, dan lingkungannya bersih. Dengan adanya tanggung jawab seperti itu. Anak akan termotifasi untuk berlomba-lomba dengan RT lainnya. Mereka berusaha untuk menjadi warga yang baik. Dengan adanya amanat tersebut, mereka merasa dipercaya dan berusaha untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab dan tanpa merasa dipaksa.Suatu hari saya hendak meninggalkan kelas untuk kepentingan lain di luar sekolah. Ketika saya meninggalkan mereka saya tinggal memberikan tugas yang ditempelkn di papan pengumuman kelas, dan pemberian amanat kepada ketua RT untuk mengurusi warganya untuk dapat melaksanakan tugas yang telah diberikan. Alhamdulillah ketika saya masuk ke kelas, tuga sduhda terkumpul di meja dengan rapih.
3. Penjelasan pada setiap larangan
Seorang anak akan menghindari larangan yang diberikan oleh orang tua ataupun gurunya jika mereka paham mengapa dilarang. Jika mereka tidak tahu, dampaknya mereka akan terus melakukan larangan itu karena penasaran. Misalnya : jangan lari-larian di kelas, karena bia mengganggu teman-teman yang lain, dan kamu akan cepat lelah.
4. Penenaman nilai spiritual
Pengembangan nilai spiritual pada setiap anak didik bukan hanya tanggung jawab guru agama, namun juga dari siapapun. Dalam hal ini, guru kelas harus selalu menyisipkan nilai-nilai keagamaan dalam proses pembelajaran. Di kelas, sering sekali saya memberikan masukan-masukan pada anak didik saya mengenai sifat-sifat Allah. Diantaranya Allah Maha Berkehendak. Sering saya katakan pada mereka, bahwa Allah Maha Berlehendak. Allah yang memberikan kesehatan fisik, kecerdasan, dan kesempurnaan tubuh. Nmaun Allah juga Maha berkehendak terhadap orang yang mensyukuri dan tidak mensyukuri atas nikmat yang telah diperoleh. Allah akan memberikan kecerdasan, jika kalian mau belajar dengan sungguh- sungguh. Allah juga berkehendak untuk mengurangi nikmat yang telah Allah berikan. Untuk yang tidak menulis, bisa saja Allah menghendaki mengurangi nikmat tangan kalian dengan berbagai cara. Dari sana akan terbangun rasa bahwa saya haru belajar karena takut Allah akan mencabut nikmat yang telah mereka rasakan itu.
Kemudian, ketika ulangan pun sering saya terapkan, bahwa Allah MAha Tahu atas apa yang kalian lakukan meskipun ibu tidak melihat.
Dengan penanaman spiritual seperti itu, motifasi akan terbangun bukan karena guru atupun karena ingin nilai yang besar, namun mereka termotifasi karena memahami sifat-sifat Allah dan takut pada Allah.
5. Pujian.
Berilah pujian terhadap anak yang telah melakukan hal yang baik.pujian yang diberikan alangkah lebih baiknya jika mengandung kata-kata yang bisa lebih meningkatkan semangat belajar siswa. Misalnya. “ Subhanallah… Abib itu pintar sekali hari ini ya… sekarang sudah mau menulis. Alangkah lebih pintar lagi kalau Abib mau mengerjakan setiap tugas- tugas lainnya. Sehingga anak akan terpacu untuk terus menjadi lebih baik.
6. Penghargaan
Setiap hari, saya biasanya menanyakan tentang regu piket. Saya akan mengucapkan terimakasih pada anak yang telah piket. Setiap hari juga diumumkan siswa terbaik hari itu. Siswa terbaik dalah siswa yang pada hari itu sikapnya lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dan anak-anak lainpun terus dimotifasi untuk bisa menjadi yang terbaik pada hari selanjutnya.
7. Kenyamanan
Seorang anak yang kurang semangat bisa juga diakibatkan karena kurang nyaman. Jadilah guru yang bisa membuat siswa disekitar merasa nyaman dan dekat dengan kita. itilah kerennya adalalah guru haru "ngefriend" atu bersahabat dengan siswa. Dengan adanya rasa nyaman tersebut, seorang anak biasanya akan selalu percaya dan mematuhi apa yang dikatakan oleh gurunya tersebut. Bahkan terkadang kata-kata gurunya lebih didengr daripada kata-kata dari orang tuanya.
8. Permainan
Setiap orang butuh penyegaran dengan permainan, tak terkecuali dengan orang dewasa. Apalagi bagi anak-anak yang dunianya adalah bermain. Permainan dapat mengembangkan belahan otak kanan siswa yang dapat menyimpan memori jangka panjang. jadi permainan dapt membuat siswa lebih mengingat pelajaran. Guru sekreatif mungkin menggunakan permainan dalam KBM. Pilihan jenis permainan harus disesuaikan dengan kondisi anak dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. kit bisa memodifikai permainan yang sedang digandrungi anak maupun permainan yang sering kita lakukan pada zaman dahulu dengan materi yang akan kita sampaikan.
Contohnya sekarang di sekolah saya sedang marak sekali dengan permainan dari stik eskrim. Mereka gemar sekali membeli stik es krim. Setiap anak ada yang sampai memiliki ratuan stik es krim. Dari permainan stik eskrim itu, kita bisa mengaitkannya dalam pembelajaran IPA tentang perubahan gerak benda, mengenal benda padat, dan lain sebagainya. Bisa juga dikatkan dalam pembelajran berhitung, keterampilan dari stik es krim dan sebagainya.
9. Menggunakan metode dan model pembelajaran yang berbeda
Perasaan jenuh sering menghinggapi setiaap orng jika terlalu sering melakukan hal yang sama dalam waktu yang lama. Apalagi anak-anak yang masih mudah mengalami kejenuhan dikarenakan daya konsentrasi mereka yang masih tidak begitu lama sesuai dengan usianya. Anak yang berusia tujuh tahun hanya mampu berkonsentrsi selama tujuh menit. Sehingga perlu adanya variasi model maupun metode pembelajaran yang bisa menarik bagi siswa. Dengan adanya variasi tersebut, iswa tidak akn merasa jenuh dan terus termotifasi belajarnya.
10. Penataan ruangan
Siswa akan merasa senang dan termotivasi belajarnya jika ia merasa nyaman berada di kelas tersebut. Kelas akan nyaman apabila keadaannya bersih, penataan fentilasi udara dan cahaya cukup.
Rasa nyaman juga bisa diperoleh jika suasana kelas tida monoton. Posisi meja dan kursi tempat duduk yang tidak monoton (berubah-ubah setiap saat) mampu memberikan suasana baru di kelas. Bila perlu rubahlah warna cat dinding kelas sesuai kesepekatan seluruh siswa di kelas. Ajaklah siswa untuk berpartisipasi dalam perubahan uasasan kelas tersebut. Suasana yang baru bisa merefres fikiran dan dapat mengurangi kejenuhan di dalam kelas. Sehingga siswa akan selalu merasa nyaman berada di kelas.
Di kelas, saya sring sekali merubah posisi tempat duduk siswa dan guru. Terkadang saya meminta saran dari siswa untuk perubahan posisi tersebut. CAt tembok yang sudah mulai kusam pun saya rubah berdasarkan kesepakatn dari kepala sekolah dan para siswa itu sendiri. Untuk penentuan warna, saya biarkan siswa saya untuk memilih sendiri warna yang disukai dan cocok untuk ruangan tersebut. Adapun sumber dana pengecatannya berasala dari rereongan siswa tanpa paksaan jumlah uang yang diberikan. Hal ini juga dapat melatih siswa untuk saling bantu mambantu, gigih dalalm menyisihkan uang demi suatu keinginan, dan melatih iswa untuk terbiasa melakukan amal demi kepentingan bersama.

Itulah sedikit tips dari saya. Selebihnya masih banyak tips dari sumber-sumber lainnya dan kita bisa berinprofisasi menyesuaikan dengan keadaan masing-masing anak yang kita hadapi. Namun tetap motifasi itu harus mengandung nila pendidikan. jangan sampai motifasi yang kita berikan malah membuat anak menjadi kurang terdidik dengan baik. Semoga tulisan kecil ini bisa bermanfat bagi saya dan juga para pembaca untuk pendidikan yang lebih baik di masa mendatang. Untuk segala kekurangannya saya mohon maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar